KODE IKLAN DFP 1 Rumah Watak Tradisional Tongkonan Tana Toraja Sulawesi Selatan | Ruang Belajar siswa kelas 10

Rumah Watak Tradisional Tongkonan Tana Toraja Sulawesi Selatan

KODE IKLAN 200x200
KODE IKLAN 336x280
Rumah Adat tradisional Tongkonan Tana Toraja Sulawesi Selatan Rumah Adat tradisional Tongkonan Tana Toraja Sulawesi Selatan
Rumah Adat tradisional Tongkonan Tana Toraja Sulawesi Selatan  Rumah Adat tradisional Tongkonan Tana Toraja Sulawesi Selatan Rumah Adat tradisional Tongkonan Tana Toraja Sulawesi Selatan

Tongkonan ialah rumah akhlak masyarakat Toraja. Atapnya melengkung ibarat perahu, terdiri atas susunan bambu (saat ini sebagian tongkonan memakai atap seng).

Di bab depan terdapat gugusan tanduk kerbau. Bagian dalam ruangan dijadikan daerah tidur dan dapur.berasal dari kata tongkon (artinya duduk bersama-sama). Tongkonan dibagi menurut tingkatan atau tugas dalam masyarakat (stara sosial Masyarakat Toraja).

Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang‘. Tiang-tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (banga) ketika ini sebagian sudah dicor. Di bab depan lumbung terdapat banyak sekali ukiran, antara lain bergambar ayam dan matahari (disebut pa'bare' allo), yang merupakan simbol untuk menuntaskan perkara.

Khususnya di Sillanan-Pemanukan (Tallu Lembangna) yang dikenal dengan istilah Ma'duangtondok terdapat tongkonan yaitu Tongkonan Karua (delapan rumah tongkonan) dan Tongkonan A'pa' (empat rumah tongkonan) yang memegang peranan dalam masyarakat sekitar.

Atapnya melengkung ibarat perahu, terdiri atas susunan bambu (saat ini sebagian tongkonan memakai atap seng). Di bab depan terdapat gugusan tanduk kerbau. Bagian dalam ruangan dijadikan daerah tidur dan dapur.berasal dari kata tongkon (artinya duduk bersama-sama).

Tongkonan dibagi menurut tingkatan atau tugas dalam masyarakat (stara sosial Masyarakat Toraja). Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang‘.

Tiang-tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (banga) ketika ini sebagian sudah dicor. Di bab depan lumbung terdapat banyak sekali ukiran, antara lain bergambar ayam dan matahari (disebut pa'bare' allo), yang merupakan simbol untuk menuntaskan perkara.

Tongkonan dibagi menurut tingkatan atau tugas dalam masyarakat .

Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang‘. Tiang-tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem  ketika ini sebagian sudah dicor.

Di bab depan lumbung terdapat banyak sekali ukiran, antara lain bergambar ayam dan matahari , yang merupakan simbol untuk menuntaskan perkara.

Rumah akhlak yang satu ini mempunyai bentuk yang unik, tata letak yang apik, serta goresan di sekujur bab rumah yang menarik.  Tongkonan ini dikategorikan sebagai rumah panggung yang terbuat dari kayu. Bukan kayu sembarangan tentunya. Jenis kayu yang dipakai untuk menciptakan Tongkonan kabarnya mempunyai kualitas juara dan hanya ditemukan di wilayah Sulawesi Selatan saja. Maka itu, jangan heran bila tanpa pernis dan plitur, kayu rumah Tongkonan tetap infinit sampai ratusan tahun.

Sama mirip rumah akhlak lainnya, Tongkonan juga dibagi ke dalam beberapa bagian, antara lain:

Sulluk banua atau bab kolong rumah.

Kale Banua atau bab tubuh rumah meliputi seluruh ruangan yang ada di dalamnya.

Ratiang Banua, yakni bab atap rumah.

Jenis Tongkonan juga dibagi menjadi yaitu Tongkonan Karua (delapan rumah tongkonan) dan Tongkonan A'pa' (empat rumah tongkonan) yang memegang peranan dalam masyarakat sekitar.

Tongkonan karua terdiri dari:

Tongkonan Pangrapa'(Kabarasan)

Tongkonan Sangtanete Jioan

Tongkonan Nosu (To intoi masakka'na)

Tongkonan Sissarean

Tongkonan Karampa' Panglawa padang

Tongkonan Tomentaun

Tongkonan To'lo'le Jaoan

Tongkonan To Barana' Versi lain Tongkonan Lombok Indo' Piso

Tongkonan A'pa' terdiri dari:

Tongkonan Peanna Sangka'

Tongkonan To'induk

Tongkonan Karorrong

Tongkonan Tondok Bangla' (Pemanukan)

Struktur Rumah Adat  tradisional Toraja Tongkonan

Rumah tongkonan mempunyai 3 lapisan berbentuk segi empat yang bermakna empat insiden hidup pada insan yaitu, kelahiran, kehidupan, pemujaan dan kematian. Segi empat ini juga merupakan simbol dari empat penjuru mata angin. Setiap rumah tongkonan harus menghadap ke utara untuk melambangkan awal kehidupan, sedangkan pada bab belakang yaitu selatan melambangkan selesai dari kehidupan.

Struktur bangunan mengikuti struktur makro-kosmos yang mempunyai tiga lapisan banua(rumah) yakni bab atas (rattiangbanua), bab tengah (kale banua) dan bawah (sulluk banua).

1.Bagian atas (rattiangbanua) dipakai sebagai daerah menyimpan benda-benda pusaka yang mempunyai nilai sakral dan benda-benda yang dianggap berharga. Pada bab atap rumah terbuat dari susunan bambu-bambu pilihan  yang telah dibuat sedemikian rupa kemudian disusun dan diikat oleh rotan dan ijuk. Atap bambu ini sanggup bertahan sampai ratusan tahun.



2.Bagian tengah (kale banua) rumah tongkonan mempunyai 3 bab dengan fungsi yang berbeda. Pertama, Tengalok di bab utara difungsikan sebagai ruang untuk belum dewasa tidur dan ruang tamu. Namun terkadang, ruangan ini dipakai untuk menaruh sesaji. Kedua, Sali dibagian tengah. Ruangan ini biasa difungsikan sebagai daerah pertemuan keluarga, ruang makan, dapur dan daerah disemayamkannya orang mati. Dan ruangan terakhir ialah ruang sambung yang banyak dipakai oleh kepala keluarga .

3. Bagian bawah (sulluk banua) dipakai sebagai daerah binatang peliharaan dan daerah menaruh alat-alat pertanian. Fondasinya terbuat dari kerikil pilihan yang dipahat berbentuk persegi.

Ciri Khas Rumah Adat Tongkonan

Ukiran Dinding

Ukiran berwarna pada dinding rumah tongkonan terbuat dari tanah liat. Ukiran-ukiran tersebut selalu memakai 4 warna dasar yaitu hitam, merah, kuning dan putih. Bagi masyarakat toraja, 4 warna itu mempunyai arti dan makna tersendiri. Warna kuning melambangkan anugrah dan kekuasaan Yang Mahakuasa (Puang Matua), warna hitam melambangkan kematian/duka, warna putih melambangkan tulang yang berarti kesucian dan warna merah melambangkan kehidupan manusia.

Tanduk Kerbau

Rumah akhlak Tongkonan umumnya dilengkapi dengan hiasan tanduk kerbau. Hiasan ini tersusun menjulang pada tiang bab depan. Hiasan tanduk kerbau tersebut secara filosofi ialah perlambang kemewahan dan strata sosial. Semakin banyak tanduk yang tersusun pada rumah ada tongkonan, maka semakin tinggi strata sosial kelompok akhlak yang memilikinya.

Tongkonan hampir serupa dengan rumah akhlak Sumatera Utara. Ia juga mempunyai atap yang tinggi menjulang ke langit. Suku Toraja juga menghias atap tersebut dengan tanduk kerbau. Kerbau memang perlambang kebangsawanan Suku Toraja dan Suku Batak.

Adapun sisi barat juga timur dari Tongkonan dilengkapi dengan jendela kecil. Ia merupakan celah daerah cahaya matahari bertamu. Jika Anda jeli memperhatika, goresan kayu pada rumah Tongkonan Suku Toraja juga hampir serupa dengan rumah akhlak suku Batak. Elemen warna juga kurang lebih sama. Karena corak budaya yang mirip inilah sehingga banyak tafsir sejarah yang beropini bahwa Suku Toraja dan Suku Batak berkerabat dekat.

Hal lain yang juga sama ialah tata letak rumah adat, baik Toraja maupun Batak mempunyai rambu-rambu tersendiri dalam memilih letak rumah akhlak mereka. Untuk Tongkonan, hal yang mengikat dan tak boleh dilanggar ialah rumah dibangun haruslah menghadap ke utara. Adapun letak pintu ada pada bab depan rumah.

Fungsi Tongkonan

Rumah Tongkonan bukan hanya sekedar berfungsi sebagai rumah adat. Dalam budaya mereka, masyarakat toraja menganggap rumah tongkonan sebagai ibu, sedangkan alang sura (lumbung padi) ialah bapaknya. Deretan tongkonan dan alang pun saling berhadapan lantaran dianggap sebagai pasangan suami istri. Alang menghadap ke selatan, sedangkan tongkonan menghadap ke utara.

Bagi Suku Toraja, arah mata angin memang sakral. Mereka percaya bahwa bab utara merupaka kepala atau yang dikenal dengan istilah Ulunna Langi, yakni kepala langit dimana Puang Matua atau ilahi berada. Adapun bab Timur yang disebut MataAllo merupakan titik energi dimana matahari muncul. Timur ini dikenal juga sebagai sumber kebahagiaan pun kehidupan. Sementara itu bab Barat atau yang dikenal dengan nama Matampu ialah daerah matahari terbenam. Bagi Suku Toraja, arah ini merupakan lawan dari kehidupan. Ia dianggap titik maut juga kesusahan. Terakhir ialah arah selatan yang dikenal juga dengan nama Pollo’na Langi atau pantat langit. Ia merupaka lawan arah dari daerah Puang Matoa berdiam. Oleh lantaran itu selatan bagi Suku Toraja merupakan sumber hal-hal yang tak baik atau juga angkara murka.

Sumber : harus di isi/search?q=Keunikan-Sejarah-Rumah-Adat-tradisional-Tongkonan-Tana-Toraja-Sulawesi-Selatan

Demikian Sejarah Rumah Adat tradisional Tongkonan Tana Toraja Sulawesi Selatan

KODE IKLAN 300x 250
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==
KODE IKLAN DFP 2
KODE IKLAN DFP 2