KODE IKLAN DFP 1 Rumah Adab Tradisional Minangkabau ( Rumah Gadang ) Sumatera Barat | Ruang Belajar siswa kelas 10

Rumah Adab Tradisional Minangkabau ( Rumah Gadang ) Sumatera Barat

KODE IKLAN 200x200
KODE IKLAN 336x280
 Sumatera Barat merupakan provinsi di Indonesia yang letaknya di tengah Pulau Sumatera den Rumah Adat Tradisional Minangkabau ( Rumah Gadang ) Sumatera Barat
Rumah Adat Tradisional Minangkabau ( Rumah Gadang ) Sumatera Barat   Sumatera Barat merupakan provinsi di Indonesia yang letaknya di tengah Pulau Sumatera den Rumah Adat Tradisional Minangkabau ( Rumah Gadang ) Sumatera Barat

Sumatera Barat merupakan provinsi di Indonesia yang letaknya di tengah Pulau Sumatera dengan menjadikan Padang sebagai ibu kotanya dan masyarakatnya dominan bersuku Minangkabau dan biasa disebut Orang Minang,

Sumatera Barat mempunyai budaya dan karakteristik yang unik. Salah satu ikon budaya yang sangat dikenal di seluruh dunia yaitu rumah Gadang, yang sekarang telah secara resmi dan ditetapkan menjadi rumah moral dari Provinsi Sumatera Barat.

Rumah Gadang atau Rumah Godang yaitu nama untuk rumah moral Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjuang.

Rumah dengan model ini juga banyak dijumpai di sumatra barat, Namun tidak semua daerah di Minangkabau (darek) yang boleh didirikan rumah moral ini, hanya pada daerah yang sudah mempunyai status sebagai nagari saja Rumah Gadang ini boleh didirikan. Begitu juga pada daerah yang disebut dengan rantau, rumah moral ini juga dahulunya tidak ada yang didirikan oleh para perantau Minangkabau.

Rumah Adat Sumatera Barat mempunyai keunikan mulai dari gaya arsitektur, struktur, dan nilai-nilai filosofis yang terdapat di dalamnya.

Berikut yaitu Keunikan Rumah Adat Tradisional Minangkabau ( Rumah Gadang ) Sumatera Barat

1. Struktur Bangunan Rumah Gadang yaitu rumah moral suku Minangkabau yang juga mempunyai sebutan lain mirip rumah Godang, rumah Bagonjong, dan rumah Baanjuang.

Rumah moral ini merupakan rumah model panggung yang berukuran besar dengan bentuk persegi panjang. Sama mirip rumah moral Indonesia lainnya, rumah gadang juga dibentuk dari material yang berasal dari alam. Tiang penyangga, dinding, dan lantai terbuat dari papan kayu dan bambu, sementara atapnya yang berbentuk mirip tanduk kerbau terbuat dari ijuk.

Meski terbuat dari hampir 100% materi alam, arsitektur rumah gadang tetaplah mempunyai desain yang kuat. Rumah ini mempunyai desain tahan gempa sesuai dengan kondisi geografis Sumatera Barat yang memang terletak di daerah rawan gempa. Desain tahan gempa pada rumah gadang salah satunya ditemukan pada tiangnya yang tidak menancap ke tanah.
Tiang rumah moral Sumatera barat ini justru menumpang atau bertumpu pada batu-batu datar di atas tanah. Dengan desain ini, getaran tidak akan menjadikan rumah rubuh dikala terjadi gempa berskala besar sekalipun. Selain itu, setiap pertemuan antara tiang dan kaso besar pada rumah moral ini tidak disatukan menggunakan paku, melainkan menggunakan pasak yang terbuat dari kayu. Dengan sistem sambungan ini, rumah gadang akan sanggup bergerak secara fleksibel meski diguncang dengan getaran gempa yang kuat.

2. Fungsi Rumah Adat Selain menjadi ikon budaya masyarakat suku Minang, rumah Gadang pada masa silam juga berfungsi sebagai tempat tinggal bersama bagi suatu keluarga Minang.

Untuk memenuhi fungsi tersebut, rumah moral Sumatera Barat ini didesain sedemikian rupa sesuai dengan aturan-aturan moral yang telah berlaku semenjak lama.

Aturan tersebut contohnya terdapat pada pembagian ruangan menurut kegunaannya, sebagaimana berikut: Seluruh cuilan di dalam Rumah Gadang yaitu ruangan lepas, kecuali kamar tidur.

Jumlah kamar dalam rumah Gadang bergantung kepada jumlah perempuan atau perempuan yang tinggal di dalamnya.

Setiap perempuan dalam keluarga yang sudah bersuami mendapat satu kamar.  Perempuan renta dan perempuan yang masih bawah umur mendapat satu kamar bersahabat dapur.  Gadis remaja mendapat kamar bersama di ujung bersahabat dapur.

Seluruh cuilan dalam Rumah Gadang merupakan ruangan lepas kecuali kamar tidur. Bagian dalam terbagi atas lanjar dan ruang yang ditandai oleh tiang.

Tiang itu berbanjar dari muka ke belakang dan dari kiri ke kanan.

Tiang yang berbanjar dari depan ke belakang menandai lanjar, sedangkan tiang dari kiri ke kanan menandai ruang. Jumlah lanjar bergantung pada besar rumah, sanggup dua, tiga dan empat. Ruangnya terdiri dari jumlah yang ganjil antara tiga dan sebelas.

Rumah Gadang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun dan hanya dimiliki dan diwarisi dari dan kepada perempuan pada kaum tersebut

Dihalaman depan Rumah Gadang biasanya selalu terdapat dua buah bangunan Rangkiang, dipakai untuk menyimpan padi. Rumah Gadang pada sayap bangunan sebelah kanan dan kirinya terdapat ruang anjung sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat, sebab itu rumah Gadang dinamakan pula sebagai rumah Baanjuang.

Anjung pada kelarasan Koto-Piliang menggunakan tongkat penyangga, sedangkan pada kelarasan Bodi-Chaniago tidak menggunakan tongkat penyangga di bawahnya.

Hal ini sesuai filosofi yang dianut kedua golongan ini yang berbeda, golongan pertama menganut prinsip pemerintahan yang hierarki menggunakan anjung yang menggunakan tongkat penyangga, pada golongan kedua anjuang seperti mengapung di udara.

Tidak jauh dari komplek Rumah Gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan dan juga sekaligus menjadi tempat tinggal lelaki remaja kaum tersebut yang belum menikah.

Setiap elemen dari bangunan rumah moral Gadang tersebut juga mempunyai makna tersendiri. Ada beberapa unsur-unsur yang terdapat pada rumah moral Gadang ini diantaranya:

1.Gojong yaitu struktur pada atap dari rumah moral ini yang mirip tanduk kerbau.

2.Singkok, sebuah dinding yang berbentuk segitiga yang berada di bawah ujung bojong.

3.Pereng, yaitu rak yang ada di bawah singkok.

4.Anjuang, merupakan sebuah lantai yang mengambang.

5.Dindiang ari, merupakan sebuah dinding yang berada di cuilan samping dari bangunan rumah moral ini.

6.Dindiang tapi, yakni sebuah dinding yang terletak di cuilan depan dan belakang.

7.Papan banyak, fasad depan.

8.Papan sakapiang, yaitu sebuah rak yang ada di pinggir rumah.

9.Salangko, yaitu merupakan sebuah dinding yang berada di bawah rumah.

Di halaman depan rumah terdapat 2 buah Rangkiang. Rangkiang yaitu bangunan yang dipakai untuk menyimpan padi dan materi pangan lainnya.  Pada sayap kiri dan kanan bangunan terdapat ruang anjung (Bahasa Minang: anjuang) yang dipakai sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat.

Tidak jauh dari kompleks Rumah Gadang biasanya terdapat sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan, dan juga sekaligus menjadi tempat tinggal lelaki remaja yang belum menikah dari keluarga tersebut.

3. Ciri Khas dan Nilai Filosofis Rumah Gadang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dan hanya dimiliki dan diwariskan secara turun temurun dari dan kepada kaum perempuan saja. Aturan ini mempunyai nilai filosofi bahwa derajat kaum perempuan dalam budaya suku Minang sangatlah dijunjung tinggi

Selain itu, terdapat beberapa nilai filosofis lainnya dari bangunan rumah moral Minang ini yang sanggup menjadi ciri khas yang membedakannya dengan rumah moral lain di nusantara.

Ciri khas rumah Gadang tersebut antara lain: Bentuk puncak atapnya selalu runcing dan tampak ibarat tanduk kerbau mengandung arti kemenangan. Bentuk tanduk kerbau sendiri sering dikaitkan dengan cerita Tambo Alam Minangkabau, sebuah cerita kemenangan langgar kerbau orang Minang dengan raja Jawa.

Atap rumah minang tersebut biasanya terbuat dari materi ijuk berkualitas yang tahan bahkan hingga puluhan tahun lamanya. Rumah gadang yaitu rumah panggung, oleh kesudahannya untuk masuk ke dalamnya kita harus menaiki anak tangga yang biasanya terletak di cuilan depan rumah. Tangga pada rumah gadang hanya terdapat satu buah saja, ini merupakan simbol bahwa masyarakat Minang yaitu masyarakat yang religius.

Dinding rumah gadang umumnya dihiasi dengan bermacam-macam motif goresan yang diberi warna kuning, merah, dan hitam. Motif goresan tersebut biasanya yaitu motif-motif tumbuhan dan fauna, mirip motif tumbuhan merambat, akar berdaun, dan lain sebagainya. Motif-motif tersebut melambangkan bahwa masyarakat Minang yaitu masyarakat yang bersahabat dengan alam.

4. Ukiran Rumah Adat Tradisional Minangkabau Rumah Gadang

Pada cuilan dinding Rumah Gadang di buat dari materi papan, sedangkan cuilan belakang dari materi bambu. Papan dinding dipasang vertikal, sementara semua papan yang menjadi dinding dan menjadi bingkai diberi ukiran, sehingga seluruh dinding menjadi penuh ukiran. Penempatan motif goresan tergantung pada susunan dan letak papan pada dinding Rumah Gadang.

Pada dasarnya goresan pada Rumah Gadang merupakan ragam hias pengisi bidang dalam bentuk garis melingkar atau persegi. Motifnya umumnya tumbuhan merambat, akar yang berdaun, berbunga dan berbuah. Pola akar biasanya berbentuk lingkaran, akar berjajaran, berhimpitan, berjalinan dan juga sambung menyambung. Cabang atau ranting akar berkeluk ke luar, ke dalam, ke atas dan ke bawah.

Disamping motif akar, motif lain yang dijumpai yaitu motif geometri bersegi tiga, empat dan genjang. Motif daun, bunga atau buah sanggup juga diukir tersendiri atau secara berjajaran.

Sumber : https://www.senibudayawisata.com

Demikian Informasi Rumah Adat Tradisional Minangkabau ( Rumah Gadang ) Sumatera Barat
KODE IKLAN 300x 250
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==
KODE IKLAN DFP 2
KODE IKLAN DFP 2