Keunikan Rumah Adat Panggung Bubungan Lima Provinsi Bengkulu
Rumah Adat Bubungan Lima yaitu rumah budpekerti Panggung Tradisional dari Provinsi Bengkulu. Rumah . Rumah Adat Bubungan Lima sejatinya merujuk pada atap dari rumah panggung tersebut. Selain “bubungan lima”, rumah panggung khas Bengkulu ini mempunyai bentuk atap lainnya, menyerupai “bubungan limas”, “bubungan haji”, dan “bubungan jembatan”.
Rumah Adat Bubungan Lima mempunyai model menyerupai rumah panggung yang ditopang oleh beberapa tiang penopang. Rumah Adat Bubungan Lima biasanya digunakan untuk program budpekerti masyarakat Bengkulu
Rumah Bubungan Lima, merupakan salah satu prototipe hunian tahan banjir, yang merepresentasikan nilai-nilai kearifan lokal pada masyarakat Bengkulu. Rumah Bubungan Lima dibangun tinggi semoga menghindari pemilik rumah beserta keluarga dari serangan hewan liar dan juga dari musibah menyerupai banjir. Karena tinggi Rumah Bubungan Lima ini, maka orang-orang yang hendak masuk ke dalam rumah pun harus memakai tangga.Tangga yang digunakan untuk masuk ke dalam rumah umumnya mempunyai jumlah anak tangga yang ganjil sesuai dengan kepercaaan masyarakat Bengkulu.
Rumah Bubungan Lima dibangun tinggi semoga menghindari pemilik rumah beserta keluarga dari serangan hewan liar dan juga dari musibah menyerupai banjir. Karena tinggi Rumah Bubungan Lima ini, maka orang-orang yang hendak masuk ke dalam rumah pun harus memakai tangga.Tangga yang digunakan untuk masuk ke dalam rumah umumnya mempunyai jumlah anak tangga yang ganjil sesuai dengan kepercaaan masyarakat Bengkulu.
Pada umumnya rumah budpekerti tersebut mempunyai 15 tiang yang tinggginya mencapai 1,8 meter dan beralas batu. Memiliki atap dari ijuk yang berbentuk limas dengan tinggi 3,5 meter. Memiliki lantai kayu dan tangga, anak tangga berjumlah ganjil alasannya sesuai dengan budpekerti yang ada di Bengkulu. Rumah terdiri dari beberapa bab yaitu barendo sebagai kawasan untuk mendapatkan tamu yang sedang memberikan pesan, hall untuk mendapatkan tamu dari kerabat dekat.
Material utama yang digunakan yaitu kayu medang kemuning atau surian balam, yang berkarakter lembut namun tahan lama. Lantainya terbuat dari papan, sementara atapnya terbuat dari ijuk enau atau sirap. Sementara di bab depan, terdapat tangga untuk naik-turun rumah, yang jumlahnya biasanya ganjil (berkaitan dengan nilai adat).
Menilik sejumlah literatur yang menunjukan perihal rumah budpekerti ini, kesimpulan sementara yang sanggup diambil adalah, rumah ini bukanlah jenis kawasan tinggal yang umum ditempati masyarakat. Rumah Bubungan Lima (juga jenis rumah budpekerti lainnya di Bengkulu) merupakan rumah dengan fungsi khusus yang digunakan untuk ritus-ritus budpekerti atau program khusus, menyerupai penyambutan tamu, kelahiran, perkawinan, atau kematian.
Rumah Bubungan Lima, dan rumah panggung warga Bengkulu pada umumnya, terdiri atas beberapa bagian:
Bagian atas terdiri dari:
1) Atap, terbuat dari ijuk, bambu, atau seng,
2) Bubungan, ada beberapa bentuk,
3) Pacu (plafon), dari papan atau pelupuh,
4) Peran, balok-balok bab atas yang menghubungkan tiang-tiang bab atas,
5) Kap, kerangka untuk melekat kasau,
6) Kasau, untuk mendasi reng,
7) Reng, untuk melekat atap, dan
8) Listplang, suyuk, penyunting.
Bagian Tengah
Bagian tengah terdiri dari:
1) Kusen, kerangka untuk pintu dan jendela,
2) Dinding, terbuat dari papan atau pelupuh,
3) Jendela, bentuk biasa dan bentuk ram,
4) Pintu, bentuk biasa dan bentuk ram,
5) Tulusi (lubang angin), ventilasi, biasanya di atas pintu dan jendela, dibentuk dengan banyak sekali ragam hias,
6) Tiang penjuru,
7) Piabung, tiang penjuru halaman,
8) Tiang tengah,
9) Bendu, balok melintang sepanjang dinding.
Bagian Bawah
Sementara bab bawah, terdiri dari:
1) Lantai, dari papan, bambu, atau pelupuh,
2) Geladak, dari papan 8 dim dengan lebar 50cm, dipasang sepanjang dinding luar di atas balok,
3) Kijing, epilog balok pinggir dari luar, sepanjang keliling dinding,
4) Balok (besar), kerangka untuk lantai yang memanjang ke depan,
5) Tailan, balok sedang yang berfungsi sebagai kawasan menempelkan lantai,
6) Blandar, penahan talian, melintang,
7) Bedu, balok diatas sebagai kawasan meletakkan rel,
8) Bidai, bamboo tebal yang dipasang melintang dari papan lantai, untuk mempertahankan dari bacokan musuh dari bawah rumah,
9) Pelupuh kamar tidur, sejajar dengan papan lantai (di atas bidai),
10) Lapik tiang, watu pondasi tiang rumahtiang rumah,
11) Tangga depan dan belakang.
Fungsi Rumah Adat Panggung Bubungan
Susunan ruang Rumah Panggung Bubungan Lima Memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Berendo
Tempat mendapatkan tamu yang belum dikenal, atau tamu yang hanya memberikan suatu pesan (sebentar). Selain itu juga dipergunakan untuk bersantai pada pagi atau sore hari. Bagi anak-anak, berendo juga sering dipergunakan untuk bermain congkak, karet, dll
2. Hall
Ruang untuk mendapatkan tamu yang sudah dikenal baik, keluarga dekat, atau orang yang disegani. Ruangan ini juga digunakan untuk kawasan cengkrama keluarga pada malam hari, ruangan berguru bagi anak-anak, dan sewaktu-waktu ruang ini digunakan untuk selamatan atau mufakat sanak famili.
3. Bilik Gedang
Bilik gedang atau bilik induk merupakan kamar tidur bagi kepala keluarga (suami istri) serta belum dewasa yang masih kecil.
4. Bilik Gadis
Biasanya terdapat pada keluarga yang mempunyai anak gadis, merupakan kamar bagi Si Anak Gadis. Selain uantuk tidur juga digunakan untuk bersolek. Bilik gadis biasanya berdampingan dengan bilik gedang, demi keamanan dan fasilitas pengawasan terhadap anak gadis mereka.
5. Ruang Tengah
Biasanya dikosongkan dari perabot rumah, dan di sudutnya disediakan beberapa helai tikar bergulung alasannya fungsi utamanya yaitu untuk mendapatkan tamu bagi ibu rumah tangga atau keluarga bersahabat bagi si gadis. Di samping itu juga sering digunakan sebagai kawasan berguru mengaji. Bagi keluarga yang tidak memilki kamar bujang tersendiri, adakala digunakan untuk kawasan tidur anak bujang.
6. Ruang Makan
Tempat makan keluarga. Pada rumah kecil biasanya tidak terdapat ruang makan, mereka makan di ruang tengah. Bila ada tamu bukan keluarga dekat, maka untuk mengajak tamu makan bersama digunakan hal, bukan di ruang makan.
7. Garang
Tempat penyimpanan tempayan air atau gerigik atau kawasan air lainnya, juga digunakan untuk kawasan mencuci piring dan mencuci kaki sebelum masuk rumah atau dapur
8. Dapur
Ruangan untuk memasak
9. Berendo Belakang
Serambi belakang, kawasan bersantai bagi kaum perempuan pada siang atau sore hari, melepas lelah sesudah mengerjakan tugas, kawasan mengobrol sambil mencari kutu.
Selain Rumah Bubungan Lima, di Provinsi Bengkulu juga terdapat rumah budpekerti yang lain menyerupai Rumah Umeak Potong Jang, Rumah Kubung Beranak, Rumah Patah Sembilan, dan lain sebagainya
Demikian Keunikan Rumah Adat Panggung Bubungan Lima Provinsi Bengkulu
Rumah Adat Bubungan Lima yaitu rumah budpekerti Panggung Tradisional dari Provinsi Bengkulu. Rumah . Rumah Adat Bubungan Lima sejatinya merujuk pada atap dari rumah panggung tersebut. Selain “bubungan lima”, rumah panggung khas Bengkulu ini mempunyai bentuk atap lainnya, menyerupai “bubungan limas”, “bubungan haji”, dan “bubungan jembatan”.
Rumah Adat Bubungan Lima mempunyai model menyerupai rumah panggung yang ditopang oleh beberapa tiang penopang. Rumah Adat Bubungan Lima biasanya digunakan untuk program budpekerti masyarakat Bengkulu
Rumah Bubungan Lima, merupakan salah satu prototipe hunian tahan banjir, yang merepresentasikan nilai-nilai kearifan lokal pada masyarakat Bengkulu. Rumah Bubungan Lima dibangun tinggi semoga menghindari pemilik rumah beserta keluarga dari serangan hewan liar dan juga dari musibah menyerupai banjir. Karena tinggi Rumah Bubungan Lima ini, maka orang-orang yang hendak masuk ke dalam rumah pun harus memakai tangga.Tangga yang digunakan untuk masuk ke dalam rumah umumnya mempunyai jumlah anak tangga yang ganjil sesuai dengan kepercaaan masyarakat Bengkulu.
Rumah Bubungan Lima dibangun tinggi semoga menghindari pemilik rumah beserta keluarga dari serangan hewan liar dan juga dari musibah menyerupai banjir. Karena tinggi Rumah Bubungan Lima ini, maka orang-orang yang hendak masuk ke dalam rumah pun harus memakai tangga.Tangga yang digunakan untuk masuk ke dalam rumah umumnya mempunyai jumlah anak tangga yang ganjil sesuai dengan kepercaaan masyarakat Bengkulu.
Pada umumnya rumah budpekerti tersebut mempunyai 15 tiang yang tinggginya mencapai 1,8 meter dan beralas batu. Memiliki atap dari ijuk yang berbentuk limas dengan tinggi 3,5 meter. Memiliki lantai kayu dan tangga, anak tangga berjumlah ganjil alasannya sesuai dengan budpekerti yang ada di Bengkulu. Rumah terdiri dari beberapa bab yaitu barendo sebagai kawasan untuk mendapatkan tamu yang sedang memberikan pesan, hall untuk mendapatkan tamu dari kerabat dekat.
Material utama yang digunakan yaitu kayu medang kemuning atau surian balam, yang berkarakter lembut namun tahan lama. Lantainya terbuat dari papan, sementara atapnya terbuat dari ijuk enau atau sirap. Sementara di bab depan, terdapat tangga untuk naik-turun rumah, yang jumlahnya biasanya ganjil (berkaitan dengan nilai adat).
Menilik sejumlah literatur yang menunjukan perihal rumah budpekerti ini, kesimpulan sementara yang sanggup diambil adalah, rumah ini bukanlah jenis kawasan tinggal yang umum ditempati masyarakat. Rumah Bubungan Lima (juga jenis rumah budpekerti lainnya di Bengkulu) merupakan rumah dengan fungsi khusus yang digunakan untuk ritus-ritus budpekerti atau program khusus, menyerupai penyambutan tamu, kelahiran, perkawinan, atau kematian.
Rumah Bubungan Lima, dan rumah panggung warga Bengkulu pada umumnya, terdiri atas beberapa bagian:
Bagian atas terdiri dari:
1) Atap, terbuat dari ijuk, bambu, atau seng,
2) Bubungan, ada beberapa bentuk,
3) Pacu (plafon), dari papan atau pelupuh,
4) Peran, balok-balok bab atas yang menghubungkan tiang-tiang bab atas,
5) Kap, kerangka untuk melekat kasau,
6) Kasau, untuk mendasi reng,
7) Reng, untuk melekat atap, dan
8) Listplang, suyuk, penyunting.
Bagian Tengah
Bagian tengah terdiri dari:
1) Kusen, kerangka untuk pintu dan jendela,
2) Dinding, terbuat dari papan atau pelupuh,
3) Jendela, bentuk biasa dan bentuk ram,
4) Pintu, bentuk biasa dan bentuk ram,
5) Tulusi (lubang angin), ventilasi, biasanya di atas pintu dan jendela, dibentuk dengan banyak sekali ragam hias,
6) Tiang penjuru,
7) Piabung, tiang penjuru halaman,
8) Tiang tengah,
9) Bendu, balok melintang sepanjang dinding.
Bagian Bawah
Sementara bab bawah, terdiri dari:
1) Lantai, dari papan, bambu, atau pelupuh,
2) Geladak, dari papan 8 dim dengan lebar 50cm, dipasang sepanjang dinding luar di atas balok,
3) Kijing, epilog balok pinggir dari luar, sepanjang keliling dinding,
4) Balok (besar), kerangka untuk lantai yang memanjang ke depan,
5) Tailan, balok sedang yang berfungsi sebagai kawasan menempelkan lantai,
6) Blandar, penahan talian, melintang,
7) Bedu, balok diatas sebagai kawasan meletakkan rel,
8) Bidai, bamboo tebal yang dipasang melintang dari papan lantai, untuk mempertahankan dari bacokan musuh dari bawah rumah,
9) Pelupuh kamar tidur, sejajar dengan papan lantai (di atas bidai),
10) Lapik tiang, watu pondasi tiang rumahtiang rumah,
11) Tangga depan dan belakang.
Fungsi Rumah Adat Panggung Bubungan
Susunan ruang Rumah Panggung Bubungan Lima Memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Berendo
Tempat mendapatkan tamu yang belum dikenal, atau tamu yang hanya memberikan suatu pesan (sebentar). Selain itu juga dipergunakan untuk bersantai pada pagi atau sore hari. Bagi anak-anak, berendo juga sering dipergunakan untuk bermain congkak, karet, dll
2. Hall
Ruang untuk mendapatkan tamu yang sudah dikenal baik, keluarga dekat, atau orang yang disegani. Ruangan ini juga digunakan untuk kawasan cengkrama keluarga pada malam hari, ruangan berguru bagi anak-anak, dan sewaktu-waktu ruang ini digunakan untuk selamatan atau mufakat sanak famili.
3. Bilik Gedang
Bilik gedang atau bilik induk merupakan kamar tidur bagi kepala keluarga (suami istri) serta belum dewasa yang masih kecil.
4. Bilik Gadis
Biasanya terdapat pada keluarga yang mempunyai anak gadis, merupakan kamar bagi Si Anak Gadis. Selain uantuk tidur juga digunakan untuk bersolek. Bilik gadis biasanya berdampingan dengan bilik gedang, demi keamanan dan fasilitas pengawasan terhadap anak gadis mereka.
5. Ruang Tengah
Biasanya dikosongkan dari perabot rumah, dan di sudutnya disediakan beberapa helai tikar bergulung alasannya fungsi utamanya yaitu untuk mendapatkan tamu bagi ibu rumah tangga atau keluarga bersahabat bagi si gadis. Di samping itu juga sering digunakan sebagai kawasan berguru mengaji. Bagi keluarga yang tidak memilki kamar bujang tersendiri, adakala digunakan untuk kawasan tidur anak bujang.
6. Ruang Makan
Tempat makan keluarga. Pada rumah kecil biasanya tidak terdapat ruang makan, mereka makan di ruang tengah. Bila ada tamu bukan keluarga dekat, maka untuk mengajak tamu makan bersama digunakan hal, bukan di ruang makan.
7. Garang
Tempat penyimpanan tempayan air atau gerigik atau kawasan air lainnya, juga digunakan untuk kawasan mencuci piring dan mencuci kaki sebelum masuk rumah atau dapur
8. Dapur
Ruangan untuk memasak
9. Berendo Belakang
Serambi belakang, kawasan bersantai bagi kaum perempuan pada siang atau sore hari, melepas lelah sesudah mengerjakan tugas, kawasan mengobrol sambil mencari kutu.
Selain Rumah Bubungan Lima, di Provinsi Bengkulu juga terdapat rumah budpekerti yang lain menyerupai Rumah Umeak Potong Jang, Rumah Kubung Beranak, Rumah Patah Sembilan, dan lain sebagainya
Demikian Keunikan Rumah Adat Panggung Bubungan Lima Provinsi Bengkulu