KODE IKLAN DFP 1 Cara Rasulullah Nabi Muhammad Saw Mendidik Anak Dan Keluarga Secara Islami | Ruang Belajar siswa kelas 10

Cara Rasulullah Nabi Muhammad Saw Mendidik Anak Dan Keluarga Secara Islami

KODE IKLAN 200x200
KODE IKLAN 336x280
Cara Rasulullah Nabi Muhammad SAW Mendidik Anak dan Keluarga secara Islami Cara Rasulullah Nabi Muhammad SAW Mendidik Anak dan Keluarga secara Islami
Cara Rasulullah Nabi Muhammad SAW Mendidik Anak dan Keluarga secara Islami Cara Rasulullah Nabi Muhammad SAW Mendidik Anak dan Keluarga secara Islami Cara Rasulullah Nabi Muhammad SAW Mendidik Anak dan Keluarga secara Islami

Karunia terbesar yang Tuhan SWT berikan kepada Umat insan yaitu Anak Sholeh dan sholehah. Anak merupakan titipan Tuhan SWT , dengan anak kita bisa dibawa masuk ke Surga tapi dengan anak pula kita bisa dibawa ke dalam Neraka .

Kelahiran seorang anak di dalam keluarga akan membawa kebahagian bilamana si anak tumbuh dengan sikap dengan akhlakul karimah/ budbahasa yang terpuji sesuai tuntunan Rasulullah Nabi Muhammad SAW . Sudah seharusnya kita mendidik anak menjadi anak Sholeh dan Sholehah . Didukung juga dengan ilmu dan pendidikan yang cukup sehingga sanggup mendidik semoga anak menjadi cerdas pintar dan berkepribadiaan yang baik dan soleh.

Sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dia memperlihatkan rujukan yang baik dalam mendidik anak.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, Rasulullah Shallallau ‘Alaihi Wasallam berasabda: “Sebaik-baik kalian yaitu yang paling baik terhadap keluarganya dan saya yaitu yang paling baik terhadap keluargaku.”  (HR.Tirmidzi).

Rasullullah SAW bersabda: “Bukalah pengecap belum dewasa kalian pertama kali dengan kalimat dzikir “Lailaha-illaallah”. Dan dikala mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, “Lailaha-illallah”.
Sesungguhnya barangsiapa awal dan simpulan pembicaraannya “Lailah-illallah”, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya.” (sya’bul Iman, juz 6, hal. 398 dari Ibn abbas)

Berdasarkan Hadist Nabi di atas  tahapan untuk mengenalkan Tuhan kepada anak adalah:

1. Pada usia 3 tahun, ajarkan kepadanya kalimah dzikir Tauhid, “Laila ha illallah”
2. Pada usia 3 tahun 7 bulan, ajarkan kepadanya kalimah “Muhammad Rasullullah.”


Mendidik anak perihal Shalat 5 Waktu

Masih dalam kitab yang sama, Imam al Baqir dan Imam ash Shadiq ra menunjukan bagaimana seharusnya kita mengenalkan dan mendidik anak perihal Shalat 5 lima Waktu .

1. Setelah anak usia 5 tahun dan telah memahami arah, maka coba tanyakan mana serpihan kanan dan kirinya. Lalu ajarkan padanya arah kiblat dan mulailah mengajaknya shalat.

2. Pada usia tujuh tahun ajaklah ia untuk membasuh muka dan kedua telapak tangannya dan minta padanya untuk melaksanakan shalat.

3. Tata cara berwudhu secara penuh boleh diajarkan pada usia 9 tahun. Kewajiban untuk melaksanakan salat serta proteksi eksekusi bila meninggalkannya sudah sanggup diterapkan pada usia ini. Pada usia ini anak biasanya sudah arif memahami akan urutan, aturan dan tata tertib.

Pendidikan Anak

Berkaitan dengan pendidikan agama, ada beberapa hal yang harus orang bau tanah lakukan antara lain
1. Memberikan nama yang baik.
2. Diakikahkan dan dipotong rambutnya (akan lebih baik dilakukan pada hari ketujuh).
3. Ada hak anak yang tertambat pada ayahnya yaitu menerima pengajaran budi pekerti yang luhur, menulis, dan latihan fisik yang menyehatkan badannya serta diwarisi harta yang halal.

Saat anak mendekati usia baligh, maka wajib bagi orang bau tanah untuk mengenalkannya dengan puasa serta mewajibkan shalat. Selain itu juga memerintahkan padanya untuk mencari ilmu, menghafal Al-Qur’an, dan jikalau tidak bisa maka perintahkan padanya untuk mencatat.

Subhanallah, betapa indah tuntunan yang telah Nabi berikan untuk mendidik anak kita. Sebagai epilog berikut yaitu klarifikasi Imam Ali Zainal Abidin dalam kitab Risatul Huquq.

“Adapun hak anakmu adalah, ketahuilah bahwa ia berasal darimu. Dan segala kebaikan dan keburukannya di dunia, dinisbatkan kepadamu. Engkau bertanggung jawab untuk mendidiknya, membimbingnya menuju Tuhan dan membantunya untuk menaati perintah-Nya.”'



Berikut adalah Cara Rasulullah Nabi Muhammad SAW Mendidik Anak secara islami

1. Rasulullah senang bermain-main (menghibur) dengan belum dewasa dan adakala dia memangku mereka. Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk berbaris kemudian berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu hingga kepadaku akan saya beri sesuatu (hadiah).”merekapun berlomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya kemudian Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.

2. Ketika ja’far bin Abu Tholib r.a, terbunuh dalam peperangan mut’ah, Nabi Muhammad SAW, sangat sedih. Beliau segera tiba ke rumah ja’far dan menjumpai isterinya Asma bin Umais, yang sedang menciptakan roti, memandikan anak-anaknya dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh kemarilah belum dewasa ja’far. Ketika mereka dating, dia menciuminya. Sambil meneteskan air mata. Asma bertanya kepada dia alasannya yaitu sudah mengetahui ada petaka yang menimpanya.

3. “Wahai rasulullah, apa gerangan yang menjadikan anda menangis? Apakah sudah ada beritayang hingga kepada anda mengenai suamiku Ja’far dan kawan-kawanya?” Beliau menjawab, “Ya benar, mereka hari di timpa musibah.” Air mata dia mengalir dengan deras. Asma pun menjerit sehingga orang-orng wanita berkumpul mengerumuninya. Kemudian Nabi Muhammad SAW. kembali kepada keluarganya dan dia bersabda, “janganlah kalian melupakan keluarga ja’far, buatlah masakan untuk mereka, kerena sebetulnya mereka sedang sibuk menghadapi petaka kematian ja’far.”

4. Ketika Rasulullah melihat anak Zaid menghampirinya, dia memegang kedua bahunya kemudian menagis. Sebagian sahabat merasa heran lantaran dia menangisi orang yang mati syahid di peperangan Mut’ah. Lalu Nabi Muhammad SAW. pun menjelaskan kepada mereka bahwa sebetulnya ini yaitu air mata seorang mitra yang kehilangan kawannya.

5. Al-Aqraa bin harits melihat Nabi Muhammad SAW. mencium Al-Hasan r.a. kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, saya mempunyai sepuluh orang anak, tetapi saya belum pernah mencium mereka.” Rasulullah bersabda, “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Tuhan telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak mempunyai rasa kasih sayang, pasti dia tidak akan di sayangi.”

6. Seorang anak kecil dibawa kepada Nabi Muhammad SAW. supaya di doakan dimohonkan berkah dan di beri nama. Anak-anak tersebut di pangku oleh beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, kemudian orang-orang yang melihatnya berteriak. Beliau berkata, “jangan di putuskan anak yang sedang kencing, buarkanlah dia hingga selesai dahulu kencingnya.”
Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian membisiki orang tuanya supaya jangan mempunyai perasaan bahwa dia tidak senang terkena air kencing anaknya. Ketika mereka telah pergi, dia mencuci sendiri pakaian yang terkena kencing tadi.

7. Ummu Kholid binti kho;id bin sa’ad Al-Amawiyah berkata, “Aku beserta ayahku menghadap Rasululloh dan saya menggunakan baju kurung (gamis) berwarna kuning. Ketika saya bermain-main dengan cincin Nabi Muhammad SAW. ayahku membentakku, maka dia berkata, “Biarkanlah dia.” Kemudian dia pun berkata kepadaku, “bermainlah sepuas hatimu, Nak!

8. Dari Anas, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW. selalu bergaul dengan kami. Beliau berkata kepada saudara lelakiku yang kecil, “Wahai Abu Umair, mengerjakan apa si nugair (nama burung kecil).”

9. Nabi Muhammad SAW. melaksanakan shalat, sedangkan Umamah binti zainab di letakkan di leher beliau. Di kala dia sujud, Umamah tersebut di letakkanya dan bila bangun di letakkan lagi dil leher beliau. Umamah yaitu anak kecil dari Abu Ash bin Rabigh bin Abdusysyam .

10. Riwayat yang lebih masyhur menyebutkan, Rasulullah perna usang sekali sujud. dalam shalatnya, maka salah seorang sahabat bertanya,” Wahai Rasulullah, sebetulnya anda usang sekali sujud, hingga kami menduga ada sesuatu kejadian atau anda sedang mendapatkan wahyu. Nabi Muhammad SAW, menjawab, “Tidak ada apa-apa, tetaplah saya di tunggangi oleh cucuku, maka saya tidak mau tergesah-gesah hingga dia puas.” Adapun anak yang di maksud ialah Al-Hasan atau Al-Husain Radhiyallahu Anhuma

11. Ketika Nabi Muhammad SAW. melewati rumah putrinya, yaitu sayyidah fatimah r.a., dia mendengar Al-Husain sedang menangis, maka dia berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak itu menggangguku.” Lalu dia memangku Al-Husain di atas lehernya dan berkata, Ya Allah, sebetulnya saya cinta kepadanya, maka cintailah dia.
Ketika Rasulullah SAW. sedang berada di atas mimbar, Al-Hasan tergelincir. Lalu dia turun dari mimbar dan membawa anak tersebut.

12. Nabi Muhammad SAW. sering bermain-main dngan Zainab binti Ummu Salamah r.a. dia memanggilnya, “Hai Zuwainib, hai Zuwainib berulang-rulang.”

13. Nabi Muhammad SAW. sering berkunjung ke rumah para sahabat Anshar dan memberi salam pada anak-anaknya serta mengusap kepala mereka.

14. Diriwayatkan, pada suatu hari raya Rasulullah SAW. keluar rumah untuk menunaikan shalat ID. Di tengah jalan, dia melihat banyak anak kecil sedang berman dengan bangga sambil tertawa-tawa. Mereka mengenakan baju baru, sandal mereka pun tampak mengkilap. Tiba-tiba pandangan dia tertuju pada salah seorang yang sedang duduk menyendiri dan sedang menangis tersedu-sedu. Bajunya kompang-kamping dan kakinya tiada bersandal. Rasulullah SAW, pun mendekatinya , kemudian di usap-usap anak itu mendekapya ke dadabeliau seraya bertanya, “mengapa kau menangis, Nak .” Anak itu hanya menjawab, “biarkanlah saya sendiri.” Anak itu belum tahu bahwa orang yang ada di hadapannya itu yaitu Rasulullah SAW. yang populer sebagai pengasih. “Ayahku mati dalam suatu pertempuran bersama Nabi,” lanjut anak itu. “Lalu ibuku kawih lagi. Hartaku habis di makan suami ibuku, kemudian saya di usir dari rumahnya. Sekarang, saya tak mempunyai baju gres dan masakan yang enak. Aku murung meihat kawan-kawanku bermain dengan riangnya itu.l”

Baginda Rasulullah SAW. lantas membimbing anak tersebut seraya menghiburnya, “Sukakah kau bila saya menjadi bapakmu, Fatimah menjadi kakakmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai pamanmu, Hasan dan Husain menjadi saudaramu?” Anak itu segera tahu dengan siapa ia berbicara. Maka eksklusif ia berkata, “mengapa saya tak suka, ya Rasulullah?” kemudian, Rasulullah SAW, pun membawa anak itu ke rumah beliau, dan di berinya pakaian yang paling indah, memandikannya, dan memberinya suplemen semoga ia tampak lebih gagah, kemudian mengajak makan.

Sesudah itu, anak itu pun keluar bermain dengan kawan-kawannya yang lain, sambil tertawa-tawa sambil kegirangan. Melihat perubahan pada anak itu, kawan-kawannya merasa heran kemudian bertanya, “Tadi kau menagis, mengapa kini bergembira?” jawab anak itu, tadi saya kelaparan, kini sudah kenyang. Tadi saya tak mempunyai pakaian, kini saya mempunyainya, tadi saya tak punya bapak, kini bapakku Rasulullah dan ibuku Aisyah.”

Demikian Cara Rasulullah Nabi Muhammad SAW Mendidik Anak dan Keluarga secara Islami, mudahan-mudahan kita selaku para orangtua bisa lebih baik lagi dalam mendidik anak dan keluarga agar mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat. Isi lembaran kehidupan dengan hal-hal yang bermanfaat  dengan mencontoh tauladan Nabi Muhammad SAW sebagai panutan dalam kehidupan berkelurga . 

baca juga artikel



KODE IKLAN 300x 250
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==
KODE IKLAN DFP 2
KODE IKLAN DFP 2