Puisi Cinta Romantis Indah Penyair Indonesia - Banyak sudah puisi-puisi yang terlahir dari proses kreatif manusia untuk mengeluarkan ragam perasaan dan isi hati. Puisi-puisi yang tersirat maupun tersurat dalam majemuk media tersebut memiliki karakter dan keunikan masing-masing antara satu dengan lainnya. Hal ini memang tak mampu lepas dari keberadaan puisi sendiri yang cenderung merupakan salah satu bentuk komunikasi nan unik. Lewat puisi, pembaca tak hanya mencoba memaknai isi dengan nalar, namun juga mampu merasakan isinya dengan hati.
Puisi juga mampu mengubah pedoman dan pandangan kita terhadap sesuatu. Karena itu puisi banyak digunakan dalam aneka macam keperluan. Misalnya menjadi lirik lagu yang mampu menggugah semangat maupun puisi yang mampu membuat haru serta mengiris hati. Tujuan puisi mampu teramatpersonal namun mampu juga sosial. Salah satu bentuk puisi personal yang banyak tercipta melalui tangan-tangan para penyair ialah puisi cinta yang romantis.
Berikut Sobat mampu simak 5 puisi romantis dari 5 penyair kenamaan yang diciptakan dengan hati. Masing-masing dari puisi dibawah ini memiliki karakter yang kuat dimasing-masing puisinya. Silahkan disimak ya Sob..
Sajak Puisi
cinta romeo kepada juliet, si majnun qais kepada laila
belum apa-apa
temu-pisah kita lebih bermakna
dibanding temu-pisah yusuf dan zulaikha
rindu-dendam kita melebihi rindu dendam adam hawa
aku ialah ombak samuderamu
yang lari-datang bagimu
hujan yang berkilat dan berguruh mendungmu
Mustofa Bisri
cintaku kepadamu belum pernah ada contohnyacinta romeo kepada juliet, si majnun qais kepada laila
belum apa-apa
temu-pisah kita lebih bermakna
dibanding temu-pisah yusuf dan zulaikha
rindu-dendam kita melebihi rindu dendam adam hawa
aku ialah ombak samuderamu
yang lari-datang bagimu
hujan yang berkilat dan berguruh mendungmu
aku ialah amis bungamu
luka berdarah-darah durimu
semilir hingga angin puting-beliung anginmu
luka berdarah-darah durimu
semilir hingga angin puting-beliung anginmu
aku ialah kicau burungmu
kabut puncak gunungmu
tuah tenungmu
kabut puncak gunungmu
tuah tenungmu
aku ialah titik-titik hurufmu
huruf-huruf katamu
kata-kata maknamu
huruf-huruf katamu
kata-kata maknamu
aku ialah sinar silau panas
dan bayang-bayang hangat mentarimu
bumi pasrah langitmu
dan bayang-bayang hangat mentarimu
bumi pasrah langitmu
aku ialah jasad ruhmu
fayakun kunmu
fayakun kunmu
Ayatrohaedi
Terkadang ada baiknya kita berduka,
Agar ter harapanbetapa gembira
Pada saatnya kita bersuka
Terkadang ada baiknya kita menangis,
Agar ter harapanbetapa manis
Pada saatnya kita tertawa
Terkadang ada baiknya kita merana
Agar ter harapanbetapa bahagia
Pada saatnya kita bahagia
Pada saatnya kita bersuka
Terkadang ada baiknya kita menangis,
Agar ter harapanbetapa manis
Pada saatnya kita tertawa
Terkadang ada baiknya kita merana
Agar ter harapanbetapa bahagia
Pada saatnya kita bahagia
Dan bila sekarang kita berpisah
Itupun ada baiknya juga
Agar ter harapanbetapa mesra
Jika pada saatnya nanti
Kita ditakdirkan bertemu lagi
Rindu
ketika lelap terserak pada malam-malam tanpa
suara
kucari hadirmu lepas fajar hingga petang
tersendat tergeragap laksana petir tanpa gelegar
sementara waktu membenamkan segala harapan
Itupun ada baiknya juga
Agar ter harapanbetapa mesra
Jika pada saatnya nanti
Kita ditakdirkan bertemu lagi
Rindu
Medy Loekito
apalah arti sebuah mimpiketika lelap terserak pada malam-malam tanpa
suara
kucari hadirmu lepas fajar hingga petang
tersendat tergeragap laksana petir tanpa gelegar
sementara waktu membenamkan segala harapan
globalmenyerupai kapal yang karam
terjerembab pada kedalaman tanpa batas
tiada yang lebih pasti daripada gelap
tatkala bulan kehilangan cahaya
dan halilintar kehilangan kilatnya
adakah yang lebih berduka selain hati yang rindu
betapa ingin kulihat wajahmu
pada kesia-siaan yang akrab denganku kini
Mawar Terjauh
terjerembab pada kedalaman tanpa batas
tiada yang lebih pasti daripada gelap
tatkala bulan kehilangan cahaya
dan halilintar kehilangan kilatnya
adakah yang lebih berduka selain hati yang rindu
betapa ingin kulihat wajahmu
pada kesia-siaan yang akrab denganku kini
Mawar Terjauh
Nirwan Dewanto
Kau benih hujan pagi hari,
aku payung yang lama iri.
aku payung yang lama iri.
Kau airmata di ujung jari,
aku saputangan matahari.
aku saputangan matahari.
Jika kau dalam gaun merah,
aku bekas tangan di perutmu.
aku bekas tangan di perutmu.
T barahkamu juga genangan darah,
ketika saya urung mencintaimu.
ketika saya urung mencintaimu.
Kau cermin terlalu menunggu,
aku wajah yang memurnikanmu.
aku wajah yang memurnikanmu.
Tumpahkanlah tilas semua dara,
sampai jantungmu serimbun bara.
sampai jantungmu serimbun bara.
Kau pemilik hujan sepenuh hari,
aku payung terlampau sembunyi.
aku payung terlampau sembunyi.
Joko Pinurbo
Senja mengajak pacarnya duduk-duduk di pantai.
Pantai sudah sepi dan tak akan ada yang peduli.
Pantai sudah sepi dan tak akan ada yang peduli.
Pacar senja teramatpendiam: ia senyum-senyum saja
mendengarkan gurauan senja. Bila senja minta peluk,
setengah saja, pacar senja tersipu-sipu.
“N pencegahsaja jikalau sudah gelap. Malu dilihat lanskap.”
mendengarkan gurauan senja. Bila senja minta peluk,
setengah saja, pacar senja tersipu-sipu.
“N pencegahsaja jikalau sudah gelap. Malu dilihat lanskap.”
Cinta ibarat penyair berdarah dingin
yang arif menorehkan luka.
Rindu ibarat sajak sederhana yang tak ada matinya.
yang arif menorehkan luka.
Rindu ibarat sajak sederhana yang tak ada matinya.
Tak ter harapansenyap pun tiba: senja tahu-tahu
melengos ke cakrawala, meninggalkan pacar senja
yang masih megap-megap oleh ciuman senja.
“Mengapa kau tinggalkan saya sebelum sempat
kurapikan lagi waktu? Betapa lekas cium
menjadi bekas. Betapa curangnya rindu.
Awas, akan kupeluk habis kau esok hari.”
melengos ke cakrawala, meninggalkan pacar senja
yang masih megap-megap oleh ciuman senja.
“Mengapa kau tinggalkan saya sebelum sempat
kurapikan lagi waktu? Betapa lekas cium
menjadi bekas. Betapa curangnya rindu.
Awas, akan kupeluk habis kau esok hari.”
Pantai sudah gelap. Ada yang tak mampu lelap.
Pacar senja berangsur lebur, luluh, menggelegak
dalam gemuruh ombak.
Pacar senja berangsur lebur, luluh, menggelegak
dalam gemuruh ombak.